Pendidikan sangat penting bagi manusia, baik itu tua ataupun
muda karena ilmu tidak akan pernah habis dan harus terus dicari. Untuk itulah
anak-anak maupun orang dewasa harus tetap mendapatkan pendidikan, namun dengan
cara yang berbeda. Untuk itulah dikenal Pedagogi dan Andragogi di dunia
pendidikan. Pedagogi merupakan teori belajar yang dikhususkan untuk anak-anak
dan dibantu dengan orang dewasa untuk menyelesaikannya, sementara Andragogi
adalah teori belajar untuk orang dewasa.
Kelas pagi ini (Jumat, 6 Juni 2013) membahas tentang Pedagogi
dan Andargogi. Kali ini cara belajar di Psikologi Pendidikan berbeda dari
biasanya yang selalu presentasi. Masing-masing dari kami diberikan kertas yang
menyangkut seputar Pedagogi dan Andragogi lalu kami harus mencocokkannya dengan
kertas lain. Seru menurut saya, karena jarang-jarang bisa belajar dengan cara
seperti ini dan sangat menarik, kami dibebaskan untuk mencari pasangan
kertasnya jadi tidak monoton dan tidak membosankan. Ternyata cara pembelajaran
seperti itu menggunakan Andragogi (karena kami sudah masuk tahap dewasa
walaupun belum sepenuhnya J).
Saya dapat mengambil banyak tentang perbedaan Pedagogi dan
Andragogi. Pada Pedagogi guru merupakan sumber utama dalam pengajaran,
sementara siswa masih bersifat pasif. Semua diatur oleh guru, mulai dari
perencaan, perumusan tujuan, sampai evaluasi semua dilakukan oleh guru.
Pembelajaran yang diberikan juga hanya berpusat pada intinya dan tidak membahas
lebih lanjut. Siswa masih bergantung pada guru dan selalu menganggap apa yang
diberikan guru adalah benar karena siswa belum berperan aktif. Karena siswa
masih pasif jadi siswa masih memiliki sedikit informasi dan pengalaman. Siswa
juga masih menggunakan logikanya ketika dihadapkan dalam suatu persoalan.
Pada Andragogi diri sendirilah yang bertindak demi
kesuksesan. Gaya belajarnya sudah
independen, kita harus mencari sendiri apa yang kita butuhkan jadi kita
dituntut untuk aktif agar mendapatkan banyak informasi. Selanjutnya flexibel,
kita dibebaskan untuk mencari suatu informasi dan kesempatan, bukan yang harus
diatur-atur. Pengalaman merupakan hal yang sangat penting karena dapat banyak
belajar untuk kedepannya. Ide-ide juga berasal dari kita sendiri untuk
memperkaya wawasan. Perencanaan juga dilakukan oleh diri sendiri karena sudah
harus tahu apa yang dibutuhkan, apa yang harus dilakukan, dan apa yang dirasa
penting untuk pendidikannya.
Pengalaman saya mengenai Pedagogi, ketika saya masih SD guru yang
menjelaskan seutuhnya, seperti membacakan suatu cerita, lalu menjelaskannya dan
memberikan kesimpulan dari pelajaran tersebut. Pernah juga ketika pelajaran
matematika, guru saya mendiktekan soalnya, lalu mengerjakan bersama-sama dalam
arti guru saya menjelakan dipapan tulis dan kami memperhatikan caranya lalu
memberikan kesimpulan dari soal tersebut. Ketika saya SMP juga masih seperti
itu, guru yang merencanakan mau belajar apa dan dia berceramah tentang
pelajaran seutuhnya kami hanya mendengarkan, ini terjadi ketika pelajaran
sejarah.
Pengalaman saya mengenai Andragogi ya masih berlanjut sampai
sekarang. Ketika kuliah dituntut untuk menjadi aktif, bertanya sana sini
mencari informasi sendiri untuk kebutuhan diri sendiri. Ketika sebelum memasuki
kelas juga harus belajar dan harus sadar akan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Tidak bisa berharap semata-mata ilmu dari dosen tanpa harus mencari lagi dari
tempat lain. Pengalaman lainnya seperti pada kelas Psikologi Pendidikan pagi
ini yang sudah saya bahas diatas. Kita dibebaskan untuk mencari pasangan
kertas, gaya belajar juga independen, harus aktif bertanya kepada teman lain
mengenai isi kertas lalu mecocokkannya.
Mungkin itu saja pengalaman yang bisa saya share mengenai
Pedagogi dan Andragogi, topik ini menarik untuk dibahas dan dipelajari lebih
lanjut menurut saya karena banyak yang bisa diambil untuk pengalaman
sehari-hari dan dapat membedakan antara pengajaran untuk anak-anak dan orang
dewasa. Semoga bermanfaat bagi yang membaca ya.
No comments:
Post a Comment