Siapa yang tidak ingin hidup bahagia di dunia ini? Semua pasti
menginginkannya. Sekarang ini banyak kita lihat orang yang memiliki masalah,
mulai dari anak kecil yang mungkin merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya
sampai lansia yang merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Banyak juga orang
yang gampang merasa putus asa, pesimis, pasrah akan kehidupannya sampai-sampai
bertindak yang tidak sewajarnya seperti tindakan kriminal, bunuh diri, dan lain
sebagainya. Memang banyak fenomena yang dapat kita lihat di kehidupan
sehari-hari yang bisa dibilang hidup beberapa individu jauh dari kata “bahagia”,
namun sesungguhnya hal itu salah karena setiap orang bisa dan berhak meraih
kebahagiaan.
Kebahagiaan, kesehatan, dan juga pretasi berhak didapat oleh
siapapun dan hal ini dijelaskan oleh Martin E. Seligman dalam Positive
Psychology yang dicetuskannya. Psikologi positif merupakan studi tentang
emosi-emosi positif yang dimiliki oleh manusia dan untuk meningkatkan kualitas
hidup. Psikologi positif juga berfokus kepada pemahaman dan penjelasan dari
kebahagiaan dan subjective well-being. Pada awalnya psikologi lebih mengarah
kepada sisi negatif manusia, dimana lebih membahas tentang gangguan jiwa pada
manusia, apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Sejak dulu manusia selalu
dipandang dengan hal yang bermasalah, stres, dan hal negatif lainnya. Seligman ingin
mengubah semua paradigma tersebut dengan mencetuskan Psikologi Positif.
Martin E. Seligmandan Mihaly Csikszentmihalyi
mengatakan “Kami percaya bahwa pandangan mengenai sisi psikologi positif
manusia akan muncul, sehingga manusia akan mencapai pemahaman ilmiah dan
efektif untuk meningkatkan kualitas individu, keluarga, dan masyarakat. Psikologi
positif bertujuan untuk menjadikan kehidupan normal lebih bermakna, bukan hanya
sekedar mengobati penyakit mental semata”. Psikologi Positif oleh Seligman berangkat dari premis bahwa manusia
itu “pada dasarnya happy” dan ilmu psikologi hadir sekedar untuk menguatkan
perasaan positif itu.
Dengan hal tersebut kita bisa
melihat kaitannya bahwa seharusnya orang-orang tidak perlu merasa dirinya putus
asa, merasa kesepian, merasa pesimis dan perasaan negatif lainnya karena
sesungguhnya pada diri manusia sudah terdapat hal positif dan hal tersebut
harus dikembangkan, bukan dihilangkan bersama pemikiran dan perasaan yang
buruk. Kita juga harus menjadi orang yang optimis dalam segala hal, karena jika kita merasa optimis kita akan memandang segala sesuatu hal yang buruk adalah sebuah awal dari pencapaian kebahagiaan dan akan terus berusaha. Cobalah sebisa mungkin untuk lebih banyak melakukan hal-hal positif dan
mengeluarkan emosi postif daripada melakukan hal-hal negatif dan emosi yang
negatif agar kita bisa memiliki happy personality. Karena pada dasarnya psikologi positif tidak bermaksud untuk
menghilangkan penderitaan atau gangguan-gangguan pada diri manusia, namun lebih
untuk menambah dan memperkaya kualitas hidup manusia.
Referensi :
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/1754/A9.%20Taufik-UMS%20%28fixed%29.pdf?sequence=1
http://strategimanajemen.net/2010/04/26/positive-psychology-dan-teori-tentang-optimisme/